Selamat Datang di Blog essay kami

Jumat, 01 Juli 2016

BARCODE PADA ISSN DAN ISBN (Hanny Juliyanti)

BARCODE PADA ISSN DAN ISBN

Hanni Juliyanti - 152151017

S
ebelum masuk ke pembahasan yang utama, saya di sini akan menjelaskan sedikit tentang barcode. Apa barcode itu? Barcode adalah suatu kumpulan data optik yang dibaca mesin. Barcode mengumpulkan data dari lebar garis dan spasi garis paralel dan dapat disebut sebagai kode batang atau simbologi linear atau 1D (1 dimensi).


Selain dalam bentuk garis barcode juga memiliki bentuk persegi, titik, heksagon dan bentuk geometri lainnya di dalam gambar yang disebut kode matriks atau simbologi 2D (2 dimensi). Selain tak ada garis, sistem 2D sering juga disebut kode batang.
Mengapa saya harus membahas barcode terlebih dahulu? Karena untuk sistem pencarian terhadap nomor-nomor yang tertera dalam ISSN/ISBN tersebut harus menggunakan barcode yang nantinya barcode itu sendiri  akan dilacak oleh sebuah alat yang bernama Barcode Scanner, gunanya adalah untuk mempercepat proses pencarian. Cara membaca Barcode:
·     Kode batang terdiri dari garis hitam dan putih. Ruang putih di antara garis-garis hitam adalah bagian dari kode.
·     Ada perbedaan ketebalan garis. Garis paling tipis “1”, yang sedang “2”, yang lebih tebal “3”, dan yang paling tebal “4”.

·     Setiap digit angka terbentuk dari urutan empat angka. 0 = 3211, 1 = 2221, 2 = 2122, 3 = 1411, 4 = 1132, 5 = 1231, 6 = 1114, 7 = 1312, 8 = 1213, 9 = 3112.
Standar kode batang retail di Eropa dan seluruh dunia kecuali Amerika dan Kanada adalah EAN (European Article Number) – 13.

Barcode Kategori Berdasarkan Kegunaan
Terdapat 6 kategori barcode berdasarkan kegunaannya, yaitu:
1.        Barcode untuk keperluan retail. Barcode untuk keperluan retail, salah satu contohnya adalah UPC (Universal Price Codes), biasanya digunakan untuk keperluan produk yang dijual di supermarket. Hal ini sangat membantu dalam melacak seluruh item yang dibeli dengan memunculkan harga dan data yang sebelumnya sudah program.
2.        Barcode untuk keperluan packaging. Barcode untuk packaging biasanya digunakan untuk pengiriman barang, dan salah satunya adalah barcode tipe ITF.
3.        Barcode untuk penerbitan. Barcode untuk keperluan penerbitan, sering digunakan pada penerbitan suatu produk, misalkan barcode yang menunjukkan ISSN/ISBN suatu buku/cetakan berkala.
4.        Barcode untuk keperluan farmasi. Barcode untuk keperluan farmasi biasanya digunakan untuk identifikasi suatu produk obat-obatan. Salah satu barcode farmasi adalah barcode jenis HIBC.
5.        Barcode untuk penggunaan pada kartu anggota Ritel (hampir seluruh toko ritel seperti alat olah raga, kosmetik, peralatan kantor, obat, dan factory outlet) untuk mengidentifikasikan konsumen yang menjadi anggota.
6.        Barcode untuk pelacakan gerakan item, termasuk sewa mobil, bagasi maskapai penerbangan. Sejak tahun 2005, maskapai menggunakan standar IATA 2D kode batang di boarding pass (BCBP).
Seperti yang disebutkan di atas bahwa beberapa kegunaan dari barcode itu sendiri, maka di sini saya akan membahas lebih lanjut tentang barcode untuk keperluan penerbitan yaitu ISSN dan ISBN. Mengapa perlu membahas tentang ISBN dan ISSN ?
Pada dasarnya ISBN dan ISSN ini tidak berbeda jauh dengan istilah yang sering kita sebut dengan DNA. Kita tahu bahwa setiap makhluk hidup memiliki DNA yang unik dan berbeda. Bahkan untuk setiap manusia memiliki ciri-ciri DNA yang tidak mungkin sama persis. walaupun kembar sekalipun. Makanya dengar-dengar DNA ini memiliki potensi besar menggantikan sidik jari dalam dunia kepolisian. Bahkan dengan DNA ini Anda juga dapat menelusuri silsilah nenek moyang berasal, atau bisa juga mencari saudara yang hilang.
Begitu juga ISBN dan ISSN, setiap judul buku dan majalah memiliki nomor-nomor yang unik. Bedanya dengan DNA adalah ISSN tetap sama pada setiap judul walau akan dikopi lebih dari satu. Misalnya buku “Konrad si Anak Instan” yang dicetak seribu kali akan memiliki satu nomor ISSN saja. Dengan catatan dengan bentuk dan media yang sama persis. Berubah sedikit saja, baik itu menjadi hard cover atau ada edisi revisinya maka ISBN-nya juga akan berubah.
Apa itu ISBN? International Standard Book Number atau ISBN (arti harfiah Bahasa Indonesia: Angka Standar Buku Internasional) adalah pengindentifikasi unik untuk buku-buku yang digunakan secara komersial. Sistem ISBN diciptakan di Britania Raya pada tahun 1966 oleh seorang pedagang buku dan alat-alat tulis W H Smith dan mulanya disebut Standard Book Numbering atau SBN (digunakan hingga tahun 1974). Sistem ini diadopsi sebagai standar internasional ISO 2108 tahun 1970.
ISBN diperuntukkan bagi penerbitan buku. Nomor ISBN tidak bisa dipergunakan secara sembarangan, diatur oleh sebuah lembaga internasional yang berkedudukan di Berlin, Jerman. Untuk memperolehnya bisa menghubungi perwakilan lembaga ISBN di tiap negara yang telah ditunjuk oleh lembaga internasional ISBN. Perwakilan lembaga internasional ISBN di Indonesia adalah Perpustakaan Nasional RI sejak ditunjuknya lembaga tersebut menjadi badan nasional ISBN untuk wilayah negara kesatuan Republik Indonesia pada tahun 1986. Kesepakatan bersama (Memorandum of Understanding / MoU) antara Internasional ISBN Agency dengan Perpustakaan Nasional RI untuk urusan ISBN ditandatangani pada tanggal 31 Maret 2005.
ISBN terdiri dari 10 digit nomor dengan urutan penulisan adalah kode negara-kode penerbit-kode buku-no identifikasi. Namun, mulai Januari 2007 penulisan ISBN mengalami perubahan mengikuti pola EAN, yaitu 13 digit nomor. Perbedaannya hanya terletak pada tiga digit nomor pertama ditambah 978. Jadi, penulisan ISBN 13 digit adalah 978-kode negara-kode penerbit-kode buku-no identifikasi.
Selain Indonesia, Negara lain juga memiliki masing-masing Kode Negara yang terletak di awal yaitu :




Negara
Kode negara
Negara
Kode negara
Inggris, Amerika Serikat, Australia, Afrika Selatan, Zimbabwe, Irlandia, Puerto Rico, Swaziland
1
Armenia
9930
Italia
88
Korea Selatan
89
Belanda
90
Swedia
91
UNESCO
92
Argentina
950
Finlandia
951, 952
Bulgaria
954
Srilanka
955
Chile
956
Taiwan
957 dan 986
Colom-bia
958
Cuba
959
Yunani
960
Slovenia
961
Iran
964
Malaysia
967 dan 983
Filipina
971
Mesir
977
Venezuela
980
Banglades
984
Maroko
9954 dan 9981
Saudi Arabia
9960
Algeria
9961
Ghana
9964
Uganda
9970
Uruguay
9974
Ecuador
9978
Zambia
9982
Macedonia
9989
Brunei Darussa-lam
99917
Elsavador
99923
Kanada
1 dan 2
Belarus
985
Perancis, Belgia, Luxem-burg
2
Estonia
9985
Swiss
2, 3, dan 88
Georgia
99928
Jerman, Austria
3
Kazakh-stan
9965
Jepang
4
Kyrgyzs-tan
9967
Federasi Rusia, Azerbaijan, Tajikistan, Turkmenis-tan, Uzbekis-tan
5
Latvia
9984

Lithuania
9955 dan  9986
Maldova
9975

Ukraina
966
China
7
Czech Republic, Slovakia
80
India
81 dan 93

Norwegia
82
Polandia
83
Spanyol
84
Brasil
85
Yugoala-via, Bosnia
86
Herzegovina
9958
Kroasia
953
Macedonia
9989
Slovenia
961
Denmark
87
Hongkong

962

Hungaria
963

Israel
965
Ukraina
966
Mexico
986 dan 970
Pakistan

969

Portugal

972
Romania
973
Turki
975
Karibia
976
Nigeria

978
Indonesia

979 dan 602
Singapura

981 dan 9971
Pasific
982

Taiwan
986 dan 957
Lebanon

9953
Cameron
9956
Jordania
9957
Libya
9959
Saudi Arabia
9960

Panama
9962
Cyprus
9963
Kenya
9966

Costa Rica

9968 dan 9977
Syria
9972
Tunisia
9973
Moldova
9975

Tanza-nia
9976 dan 9987
Iceland

9979
Papua Nugini
9980

Latvia

9984
Malta
99932 dan 99909
Bahrain

99901
Mauri-tius
99903
Qatar

99921

Guate-mala
99922
Honduras
99926
Nepal
99933

Apa itu ISSN?
ISSN (International Standard Serial Number ) atau Nomor Seri Standar Internasional) adalah sebuah nomor unik yang digunakan untuk identifikasi publikasi berkala media cetak ataupun elektronik. Termasuk dalam terbitan berkala adalah majalah, surat kabar, newsletter (warta), buku tahunan, laporan tahunan, maupun prosiding.
ISSN diberikan oleh [ISDS] (International Serial Data System) yang berkedudukan di Paris, Perancis. ISSN diadopsi sebagai implementasi ISO-3297 pada tahun 1975 oleh Subkomite no. 9 dari Komite Teknik no. 46 dari ISO (TC 46/SC 9)[1]. ISDS mendelegasikan pemberian ISSN baik secara regional maupun nasional. Untuk regional Asia dipusatkan di Thai National Library, Bangkok, Thailand. PDII LIPI merupakan satu-satunya ISSN National Centre untuk Indonesia.
Terhitung sejak 1 April 2008, seluruh proses pendaftaran sampai penerbitan ISSN di Indonesia sudah dilakukan secara elektronik penuh melalui situs ISSN Online yang dikelola PDII LIPI. Dengan sistem ini pengelolaan ISSN lebih mudah, murah dan transparan. Lebih dari itu sistem ini memberi fasilitas tambahan berupa barcode generator online yang bisa dipakai untuk membuat kode bar ISSN tanpa perlu memiliki perangkat lunak yang berharga cukup mahal. Fasilitas ini merupakan yang pertama di dunia yang diintegrasikan dengan pengelolaan ISSN.

Nomor ISSN terdiri atas 8 angka yang tersusun secara unik dan menjadi ciri khas setiap penerbitannya. Nomor unik yang dipakai sebagai identifikasi ISSN sesungguhnya hanya 7 digit pertama,  sedangkan angka terakhir adalah karakter cek ISSN. Kode bar untuk ISSN ditentukan dengan cara :
-      Tiga angka pertama : 977 yang khusus diperuntukkan sebagai identifikasi nomor ISSN.
-      Tujuh angka pertama dari nomor ISSN.
 -     Dua angka tambahan yang bebas ditentukan oleh pemilik ISSN untuk membedakan terbitan berkalanya. Biasanya angkanya dimulai dari kombinasi 00 s/d 99.
-      1 karakter (0-9, X) sebagai karakter-cek EAN-13 yang dihitung secara otomatis berbasis modulo 11.
 -     Pada awal persetujuan di ISSN online, diberikan dua angka tambahan diberikan angka standar 00 yang merepresentasikan edisi awal.
Adanya penomoran ISSN ini sangat memberi kemudahan dalam pelaksanaan administrasi, seperti misalnya pemesanan sebuah majalah cukup dengan menyebutkan nomor ISSN-nya saja. Selain itu nomor ISSN ini berfungsi untuk membedakan antara majalah atau surat kabar satu dengan lainnya yang kadang-kadang  memiliki nama yang sama atau mirip. Kesimpulannya, setiap majalah atau surat kabar wajib memiliki ISSN. Jika majalah atau surat kabar tersebut berganti nama, maka penerbitnya wajib mengurus ISSN yang baru. Hal ini berlaku untuk semua penerbitan majalah dan surat kabar, termasuk penerbitan berseri.
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa ISSN terdiri dari 8 digit, di mana angka kedelapan adalah check digit (angka pengontrol). Berbeda dengan ISBN, Angka-angka dalam ISSN tidak mewakili negara, penerbit seperti ISBN.
Indonesia mengeluarkan standar lain:

1.        SNI 7329:2009 Perpustakaan sekolah
2.        SNI 7495:2009 Perpustakaan umum kabupaten/kota
3.        SNI 7496:2009 Perpustakaan khusus instansi pemerintah
4.        SNI 7330:2009 Perpustakaan perguruan tinggi
5.        SNI 19-1945-1990 Data statistik perpustakaan
6.        SNI 19-1938-1990 Lembar data bibliografi laporan
7.        SNI 19-1950-1990   Terbitan berkala
8.        SNI 19-4193-1996 Kode bahasa-bahasa di dunia
9.        SNI 19-4194-1996   Kode untuk bahasa-bahasa di Indonesia
10.    SNI 19-1951-1990  Direktori perpustakaan, pusat informasi dan dokumentasi
11.    SNI 19-6963-2003 Dokumentasi – Judul punggung pada buku dan publikasi lainnya
12.    SNI 19-6962.1-2003 Dokumentasi dan informasi – Manajemen rekaman – Bagian 1: Umum
13.    SNI 19-4192-2002 Dokumentasi – Abstrak untuk dokumentasi dan publikasi
14.    SNI 19-4191-1996 Dokumentasi – Penyajian terjemahan – Unsur-unsur yang perlu diperhatikan penerbit
15.    SNI 19-4195-1996 Dokumentasi – Penomoran bagian dan sub bagian dalam dokumen tertulis
16.    SNI 19-1951-1990 Direktori perpustakaan, pusat informasi dan dokumentasi
17.    SNI 19-4190-1996  Rujukan karya tulis
18.    SNI 19-4196-1996  Pemberian nomor standar internasional untuk terbitan berseri (ISSN)
Selain itu ISSN dan ISBN memiliki fungsi untuk memberikan identitas yang unik terhadap satu judul buku/majalah tertentu. Kita bisa menganalogikan ISBN/ISSN seperti sidik jari yang berbeda antara satu manusia dengan manusia lainnya. Kita bisa berkata, “ISBN/ISSN adalah sidik jari buku.”
Karena fungsinya untuk memberikan identitas yang unik, maka hal ini bisa bermanfaat untuk banyak hal. Misalnya dalam proses pendistribusian buku/majalah, proses penjualan buku/majalah di kasir, proses pengklasifikasian rak buku, dan sebagainya.
Intinya, fungsi ISBN/ISSN ini berkaitan dengan hal-hal yang bersifat administratif dan BUKAN perizinan.
Satu hal lagi: Bila sebuah buku/majalah sudah mendapat nomor ISBN/ISSN, maka datanya akan tercatat di arsip nasional selama 50 tahun.
Cara perhitungan untuk membuktikan bahwa nomor yang terdapat di ISBN dan ISSN itu benar.
Cek ISBN:
Perhitungan berikut ini adalah untuk mengecek ISBN 10 digit, yaitu ISBN yang terbit sebelum tahun 2007. Nah untuk nomor identifikasi ini, rangenya antara 0-10. Khusus untuk nomor identifikasi ‘10’ penulisannya akan diganti dengan ‘X’ sehingga ISBN tetap terdiri 10 digit. Jika 10 ditulis dengan angka maka ISBN akan berubah menjadi 11 digit, maka dari itu angka 10 dituliskan dengan ‘X’ agar ISBN tetap berjumlah 10 digit.
Nomor identifikasi ini ditetapkan sebegitu rupa sehingga jumlah semua nomor ISBN yang dikalikan dengan nomor urutnya dirangkaian nomor dapat dibagi dengan angka ‘11’.
Ilustrasi:
Contoh, ISBN 10 digit: 0-306-40615-2
S=(0x10)+(3x9)+(0x8)+(6x7)+(4x6)+(0x5)+(6x4)+(1x3)+(5x2)+(2x1)
  = 0+27+0+42+24+0+24+3+10+2
  = 132 : 11
  = 12
Jadi hasilnya, yaitu ‘132’ bisa dibagi ‘11’. Rumus formalnya bisa ditulis seperti ini :
Rumus=(10x1+9x2+8x3+7x4+6x5+5x6+4x7+3x8+2x9+1x10) mod 11  0
Meski urutannya dibalik, hasilnya meski berbeda, akan tetap bisa dibagi ‘11’
S=(0x1)+(3x2)+(0x3)+(6x4)+(4x5)+(0x6)+(6x7)+(1x8)+(5x9)+(2x10)
  = 0+6+24+20+0+42+8+45+20
  = 165 : 11
  = 15
Jadi gampangnya, nomor identifikasi (satu nomor terakhir) adalah nomor penyesuaian, nomor yang menyesuaikan seluruh rangkaian ISBN. Ketika diterapkan rumus di atas tanpa nomor identifikasi, yang berarti 9 digit ISBN, tidak dapat dibagi 11, maka hasil tersebut akan ditambah sedemikian rupa sehingga dapat dibagi ‘11’. Nah nomor penambah itulah yang akhirnya menjadi nomor identifikasi. Ilustrasi :
S=(0x10)+(3x9)+(0x8)+(6x7)+(4x6)+(0x5)+(6x4)+(1x3)+(5x2)
  = 0+27+0+42+24+0+24+3+10
  = 130
Agar bisa dibagi oleh ‘11’, 130 harus ditambah dengan angka ‘2’ sehingga menjadi 132, yang mana 132 dapat dibagi dengan angka ‘11’.
Nah, lalu apa hubungan semua rumus matematika ini dengan pengecekan penulisan ISBN? Mudah saja, terapkan rumus ini pada ISBN yang tertera di bagian belakang buku. Jika hasil akhirnya tidak bisa dibagi ‘11’ meski nomor identifikasi sudah ikut dihitung, maka nomor ISBN tersebut salah tulis. Atau bisa juga nomor ISBN itu palsu. See? Piece of cake!
Kemudian, untuk pengecekan ISBN 13 digit, rumusnya berbeda lagi. Untuk ISBN 13 digit, nomor identifikasi tidak lagi antara 0-10, melainkan antara 0-9. Jadi di ISBN yang baru ini tidak ada nomor identifikasi ‘X’. cara mencarinya sama, nomor identifikasi menyesuaikan agar hasil jumlah semua nomor ISBN yang diterapkan dalam rumus dapat dibagi ‘10’. Juga rumus yang dipakainya berbeda. Ilustrasi :
Contoh 13 digit ISBN 978-0-306-40615?
S=(9x1)+(7x3)+(8x1)+(0x3)+(3x1)+(0x3)+(6x1)+(4x3)+(0x1)+(6x3)+(1x1)+(5x3)=9+21+8+0+3+0+6+12++0+18+1+15
  = 93
93 : 10 = 9 sisa 3
10 – 3 = 7
Jadi nomor identifikasinya adalah ‘7’ dan ISBN lengkapnya adalah 978-0-306-40615-7
Jadi rumusnya adalah :
Rumus=(x1+3x2+x3+3x4+x5+3x6+x7+3x8+x9+3x10+x11+3x12+x13)  mod 10
            Kesimpulan dari tulisan ini adalah bahwa penggunaan barcode ISSN dan ISBN sangatlah penting untuk keperluan identifikasi buku atau majalah. Selain itu kita juga dapat mengecek sendiri tentang angka-angka yang terdapat di barcode ISSN dan ISBN dengan menggunakan rumus yang telah saya jabarkan diatas.
            Besar harapan dengan adanya tulisan ini pembaca dapat lebih mengerti tentang apa itu barcode ISSN dan ISBN dan angka-angka yang terdapat didalamnya
DAFTAR PUSTAKA
Cauchymurtopo. (2012).Berbagai kode Negara ISBN. [ Online]. Tersedia:https://cauchymurtopo.wordpress.com/2012/10/17/mengetahui-sebuah-buku-terbitan-dari-negara-mana/. [ 04 Juni 2016]

Herliafifah, Riska. (2011). Cara menghitung kode identifikasi pada issn. [Online]. Tersedia:https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chromeinstant&ion=1&espv=2&es_th=1&ie=UTF8#q=cara+menghitung+kode+identifikasi+pada+issn. [ 02 Juni 2016].

Tubagus rangga efarasti. (2012). Tanya Jawab Mengenai Barcode (ISBN). [ Online]. Tersedia: tubagusranggaefarasti.blogspot.co.id. [ 31 Mei 2016]

Wikipedia. (2014). Kode batang.[Online]. Tersedia:id.wikipedia.org [ 31 Mei 2016].


Tidak ada komentar:

Posting Komentar