BARCODE PADA ISSN DAN ISBN
Hanni Juliyanti - 152151017
S
|
ebelum
masuk ke pembahasan yang utama, saya di sini akan menjelaskan sedikit tentang barcode. Apa barcode itu? Barcode adalah
suatu kumpulan data optik yang dibaca mesin. Barcode mengumpulkan data dari lebar garis dan spasi garis paralel
dan dapat disebut sebagai kode batang atau simbologi linear atau 1D (1
dimensi).
Selain dalam bentuk garis barcode juga memiliki bentuk persegi, titik, heksagon dan bentuk
geometri lainnya di dalam gambar yang disebut kode matriks atau simbologi 2D (2
dimensi). Selain tak ada garis, sistem 2D sering juga disebut kode batang.
Mengapa saya harus membahas barcode terlebih dahulu? Karena untuk sistem
pencarian terhadap nomor-nomor yang tertera dalam ISSN/ISBN tersebut harus
menggunakan barcode yang nantinya barcode itu sendiri akan dilacak oleh sebuah alat yang bernama Barcode Scanner, gunanya adalah untuk
mempercepat proses pencarian. Cara membaca Barcode:
· Kode batang terdiri dari garis hitam dan
putih. Ruang putih di antara garis-garis hitam adalah bagian dari kode.
· Ada perbedaan ketebalan garis. Garis paling
tipis “1”, yang sedang “2”, yang lebih tebal “3”, dan yang paling tebal “4”.
· Setiap digit angka terbentuk dari urutan
empat angka. 0 = 3211, 1 = 2221, 2 = 2122, 3 = 1411, 4 = 1132, 5 = 1231, 6 =
1114, 7 = 1312, 8 = 1213, 9 = 3112.
Standar
kode batang retail di Eropa dan seluruh dunia kecuali Amerika dan Kanada adalah
EAN (European Article Number) – 13.
Barcode Kategori
Berdasarkan Kegunaan
Terdapat
6 kategori barcode berdasarkan
kegunaannya, yaitu:
1.
Barcode untuk keperluan retail. Barcode untuk keperluan retail, salah
satu contohnya adalah UPC (Universal
Price Codes), biasanya digunakan untuk keperluan produk yang dijual di
supermarket. Hal ini sangat membantu dalam melacak seluruh item yang dibeli
dengan memunculkan harga dan data yang sebelumnya sudah program.
2.
Barcode untuk keperluan packaging. Barcode untuk packaging
biasanya digunakan untuk pengiriman barang, dan salah satunya adalah barcode tipe ITF.
3.
Barcode untuk penerbitan. Barcode untuk keperluan penerbitan,
sering digunakan pada penerbitan suatu produk, misalkan barcode yang menunjukkan ISSN/ISBN suatu buku/cetakan berkala.
4.
Barcode untuk keperluan farmasi.
Barcode untuk keperluan farmasi
biasanya digunakan untuk identifikasi suatu produk obat-obatan. Salah satu barcode farmasi adalah barcode jenis HIBC.
5.
Barcode untuk penggunaan pada
kartu anggota Ritel (hampir seluruh toko ritel seperti alat olah raga,
kosmetik, peralatan kantor, obat, dan factory
outlet) untuk mengidentifikasikan konsumen yang menjadi anggota.
6.
Barcode untuk pelacakan gerakan
item, termasuk sewa mobil, bagasi maskapai penerbangan. Sejak tahun 2005,
maskapai menggunakan standar IATA 2D kode batang di boarding pass (BCBP).
Seperti yang disebutkan
di atas bahwa beberapa kegunaan dari barcode
itu sendiri, maka di sini saya akan membahas lebih lanjut tentang barcode untuk keperluan penerbitan yaitu
ISSN dan ISBN. Mengapa perlu membahas tentang ISBN dan ISSN ?
Pada dasarnya
ISBN dan ISSN ini tidak berbeda jauh dengan istilah yang sering kita sebut
dengan DNA. Kita tahu bahwa setiap
makhluk hidup memiliki DNA yang unik dan berbeda. Bahkan untuk setiap manusia
memiliki ciri-ciri DNA yang tidak mungkin sama persis. walaupun kembar
sekalipun. Makanya dengar-dengar DNA ini memiliki potensi besar menggantikan
sidik jari dalam dunia kepolisian. Bahkan dengan DNA ini Anda juga dapat
menelusuri silsilah nenek moyang berasal, atau bisa juga mencari saudara yang
hilang.
Begitu juga ISBN dan ISSN, setiap judul buku dan majalah
memiliki nomor-nomor yang unik. Bedanya dengan DNA adalah ISSN tetap sama pada
setiap judul walau akan dikopi lebih dari satu. Misalnya buku “Konrad si Anak
Instan” yang dicetak seribu kali akan memiliki satu nomor ISSN saja. Dengan
catatan dengan bentuk dan media yang sama persis. Berubah sedikit saja, baik
itu menjadi hard cover atau ada edisi
revisinya maka ISBN-nya juga akan berubah.
Apa itu ISBN? International
Standard Book Number
atau ISBN (arti
harfiah Bahasa Indonesia: Angka Standar Buku Internasional) adalah
pengindentifikasi unik untuk buku-buku yang digunakan secara komersial. Sistem
ISBN diciptakan di Britania Raya pada
tahun 1966 oleh seorang
pedagang buku dan alat-alat tulis W H Smith dan mulanya disebut Standard Book Numbering atau
SBN (digunakan hingga tahun 1974). Sistem ini diadopsi sebagai standar internasional ISO 2108 tahun 1970.
ISBN diperuntukkan bagi penerbitan buku.
Nomor ISBN tidak bisa dipergunakan secara sembarangan, diatur oleh sebuah
lembaga internasional yang berkedudukan di Berlin, Jerman. Untuk memperolehnya
bisa menghubungi perwakilan lembaga ISBN di tiap negara yang telah ditunjuk
oleh lembaga internasional ISBN. Perwakilan lembaga internasional ISBN di
Indonesia adalah Perpustakaan Nasional RI sejak ditunjuknya lembaga
tersebut menjadi badan nasional ISBN untuk wilayah negara kesatuan Republik
Indonesia pada tahun 1986. Kesepakatan bersama (Memorandum of Understanding /
MoU) antara Internasional ISBN Agency
dengan Perpustakaan Nasional RI untuk urusan ISBN ditandatangani pada tanggal
31 Maret 2005.
ISBN terdiri dari 10 digit nomor dengan urutan
penulisan adalah kode negara-kode penerbit-kode buku-no identifikasi. Namun,
mulai Januari 2007 penulisan ISBN mengalami perubahan mengikuti pola EAN,
yaitu 13 digit nomor. Perbedaannya hanya terletak pada tiga digit nomor pertama
ditambah 978. Jadi, penulisan ISBN 13 digit adalah 978-kode negara-kode
penerbit-kode buku-no identifikasi.
Selain Indonesia, Negara
lain juga memiliki masing-masing Kode Negara yang terletak di awal yaitu :
Negara
|
Kode negara
|
Negara
|
Kode negara
|
Inggris,
Amerika Serikat, Australia, Afrika Selatan, Zimbabwe, Irlandia, Puerto Rico,
Swaziland
|
1
|
Armenia
|
9930
|
Italia
|
88
|
Korea Selatan
|
89
|
Belanda
|
90
|
Swedia
|
91
|
UNESCO
|
92
|
Argentina
|
950
|
Finlandia
|
951, 952
|
Bulgaria
|
954
|
Srilanka
|
955
|
Chile
|
956
|
Taiwan
|
957 dan 986
|
Colom-bia
|
958
|
Cuba
|
959
|
Yunani
|
960
|
Slovenia
|
961
|
Iran
|
964
|
Malaysia
|
967 dan 983
|
Filipina
|
971
|
Mesir
|
977
|
Venezuela
|
980
|
Banglades
|
984
|
Maroko
|
9954 dan 9981
|
Saudi Arabia
|
9960
|
Algeria
|
9961
|
Ghana
|
9964
|
Uganda
|
9970
|
Uruguay
|
9974
|
Ecuador
|
9978
|
Zambia
|
9982
|
Macedonia
|
9989
|
Brunei Darussa-lam
|
99917
|
Elsavador
|
99923
|
Kanada
|
1 dan 2
|
Belarus
|
985
|
Perancis,
Belgia, Luxem-burg
|
2
|
Estonia
|
9985
|
Swiss
|
2, 3, dan 88
|
Georgia
|
99928
|
Jerman,
Austria
|
3
|
Kazakh-stan
|
9965
|
Jepang
|
4
|
Kyrgyzs-tan
|
9967
|
Federasi
Rusia, Azerbaijan, Tajikistan, Turkmenis-tan, Uzbekis-tan
|
5
|
Latvia
|
9984
|
Lithuania
|
9955 dan 9986
|
Maldova
|
9975
|
Ukraina
|
966
|
China
|
7
|
Czech Republic, Slovakia
|
80
|
India
|
81 dan 93
|
Norwegia
|
82
|
Polandia
|
83
|
Spanyol
|
84
|
Brasil
|
85
|
Yugoala-via, Bosnia
|
86
|
Herzegovina
|
9958
|
Kroasia
|
953
|
Macedonia
|
9989
|
Slovenia
|
961
|
Denmark
|
87
|
Hongkong
|
962
|
Hungaria
|
963
|
Israel
|
965
|
Ukraina
|
966
|
Mexico
|
986 dan 970
|
Pakistan
|
969
|
Portugal
|
972
|
Romania
|
973
|
Turki
|
975
|
Karibia
|
976
|
Nigeria
|
978
|
Indonesia
|
979 dan 602
|
Singapura
|
981 dan 9971
|
Pasific
|
982
|
Taiwan
|
986 dan 957
|
Lebanon
|
9953
|
Cameron
|
9956
|
Jordania
|
9957
|
Libya
|
9959
|
Saudi Arabia
|
9960
|
Panama
|
9962
|
Cyprus
|
9963
|
Kenya
|
9966
|
Costa Rica
|
9968 dan 9977
|
Syria
|
9972
|
Tunisia
|
9973
|
Moldova
|
9975
|
Tanza-nia
|
9976 dan 9987
|
Iceland
|
9979
|
Papua Nugini
|
9980
|
Latvia
|
9984
|
Malta
|
99932 dan 99909
|
Bahrain
|
99901
|
Mauri-tius
|
99903
|
Qatar
|
99921
|
Guate-mala
|
99922
|
Honduras
|
99926
|
Nepal
|
99933
|
Apa itu ISSN?
ISSN (International
Standard Serial Number )
atau Nomor Seri Standar Internasional) adalah sebuah nomor unik yang digunakan
untuk identifikasi publikasi berkala media cetak ataupun elektronik. Termasuk dalam terbitan berkala adalah majalah, surat
kabar, newsletter (warta), buku tahunan, laporan tahunan, maupun prosiding.
ISSN diberikan oleh [ISDS] (International Serial Data
System) yang berkedudukan di Paris, Perancis. ISSN diadopsi sebagai
implementasi ISO-3297 pada tahun 1975 oleh Subkomite
no. 9 dari Komite Teknik no. 46 dari ISO (TC 46/SC 9)[1].
ISDS mendelegasikan pemberian ISSN baik secara regional maupun nasional. Untuk
regional Asia dipusatkan di Thai National
Library, Bangkok, Thailand. PDII LIPI merupakan satu-satunya ISSN National
Centre untuk Indonesia.
Terhitung sejak 1 April 2008, seluruh proses pendaftaran
sampai penerbitan ISSN di Indonesia sudah dilakukan secara elektronik penuh
melalui situs ISSN
Online yang
dikelola PDII LIPI. Dengan sistem ini
pengelolaan ISSN lebih mudah, murah dan transparan. Lebih dari itu sistem ini
memberi fasilitas tambahan berupa barcode generator online yang bisa dipakai untuk membuat
kode bar ISSN tanpa perlu memiliki perangkat lunak yang berharga cukup mahal.
Fasilitas ini merupakan yang pertama di dunia yang diintegrasikan dengan
pengelolaan ISSN.
Nomor
ISSN terdiri atas 8 angka yang tersusun secara unik dan menjadi ciri khas
setiap penerbitannya. Nomor unik yang dipakai sebagai identifikasi ISSN
sesungguhnya hanya 7 digit pertama, sedangkan angka terakhir adalah
karakter cek ISSN. Kode bar untuk ISSN ditentukan dengan cara :
- Tiga angka pertama : 977 yang khusus
diperuntukkan sebagai identifikasi nomor ISSN.
- Tujuh angka pertama dari nomor ISSN.
- Dua
angka tambahan yang bebas ditentukan oleh pemilik ISSN untuk membedakan
terbitan berkalanya. Biasanya angkanya dimulai dari kombinasi 00 s/d 99.
- 1 karakter (0-9, X) sebagai karakter-cek
EAN-13 yang dihitung secara otomatis berbasis modulo 11.
- Pada
awal persetujuan di ISSN online,
diberikan dua angka tambahan diberikan angka standar 00 yang
merepresentasikan edisi awal.
Adanya
penomoran ISSN ini sangat memberi kemudahan dalam pelaksanaan administrasi,
seperti misalnya pemesanan sebuah majalah cukup dengan menyebutkan nomor
ISSN-nya saja. Selain itu nomor ISSN ini berfungsi untuk membedakan antara
majalah atau surat kabar satu dengan lainnya yang kadang-kadang memiliki
nama yang sama atau mirip. Kesimpulannya, setiap majalah atau surat kabar wajib
memiliki ISSN. Jika majalah atau surat kabar tersebut berganti nama, maka
penerbitnya wajib mengurus ISSN yang baru. Hal ini berlaku untuk semua
penerbitan majalah dan surat kabar, termasuk penerbitan berseri.
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa
ISSN terdiri dari 8 digit, di mana angka kedelapan adalah check digit (angka pengontrol). Berbeda dengan ISBN, Angka-angka
dalam ISSN tidak mewakili negara, penerbit seperti ISBN.
Indonesia mengeluarkan standar lain:
1.
SNI 7329:2009 Perpustakaan
sekolah
2.
SNI 7495:2009 Perpustakaan
umum kabupaten/kota
3.
SNI 7496:2009 Perpustakaan
khusus instansi pemerintah
4.
SNI 7330:2009 Perpustakaan
perguruan tinggi
5.
SNI 19-1945-1990 Data
statistik perpustakaan
6.
SNI 19-1938-1990 Lembar
data bibliografi laporan
7.
SNI
19-1950-1990 Terbitan berkala
8.
SNI 19-4193-1996 Kode
bahasa-bahasa di dunia
9.
SNI
19-4194-1996 Kode untuk bahasa-bahasa di Indonesia
10.
SNI 19-1951-1990
Direktori perpustakaan, pusat informasi dan dokumentasi
11.
SNI 19-6963-2003
Dokumentasi – Judul punggung pada buku dan publikasi lainnya
12.
SNI 19-6962.1-2003
Dokumentasi dan informasi – Manajemen rekaman – Bagian 1: Umum
13.
SNI 19-4192-2002
Dokumentasi – Abstrak untuk dokumentasi dan publikasi
14.
SNI 19-4191-1996
Dokumentasi – Penyajian terjemahan – Unsur-unsur yang perlu diperhatikan
penerbit
15.
SNI 19-4195-1996
Dokumentasi – Penomoran bagian dan sub bagian dalam dokumen tertulis
16.
SNI 19-1951-1990 Direktori
perpustakaan, pusat informasi dan dokumentasi
17.
SNI 19-4190-1996
Rujukan karya tulis
18.
SNI 19-4196-1996
Pemberian nomor standar internasional untuk terbitan berseri (ISSN)
Selain itu ISSN dan ISBN memiliki fungsi untuk memberikan identitas
yang unik terhadap satu judul buku/majalah tertentu. Kita bisa
menganalogikan ISBN/ISSN seperti sidik jari yang berbeda antara satu manusia
dengan manusia lainnya. Kita bisa berkata, “ISBN/ISSN adalah sidik jari buku.”
Karena fungsinya untuk memberikan
identitas yang unik, maka hal ini bisa bermanfaat untuk banyak hal. Misalnya
dalam proses pendistribusian buku/majalah, proses penjualan buku/majalah di
kasir, proses pengklasifikasian rak buku, dan sebagainya.
Intinya, fungsi ISBN/ISSN ini
berkaitan dengan hal-hal yang bersifat administratif dan BUKAN perizinan.
Satu hal lagi: Bila sebuah buku/majalah sudah mendapat nomor ISBN/ISSN, maka datanya akan
tercatat di arsip nasional selama 50 tahun.
Cara perhitungan untuk membuktikan
bahwa nomor yang terdapat di ISBN dan ISSN itu benar.
Cek
ISBN:
Perhitungan berikut ini adalah untuk
mengecek ISBN 10 digit, yaitu ISBN yang terbit sebelum tahun 2007. Nah untuk
nomor identifikasi ini, rangenya
antara 0-10. Khusus untuk nomor identifikasi ‘10’ penulisannya akan diganti
dengan ‘X’ sehingga ISBN tetap terdiri 10 digit. Jika 10 ditulis dengan angka
maka ISBN akan berubah menjadi 11 digit, maka dari itu angka 10 dituliskan
dengan ‘X’ agar ISBN tetap berjumlah 10 digit.
Nomor identifikasi ini ditetapkan sebegitu
rupa sehingga jumlah semua nomor ISBN yang dikalikan dengan nomor urutnya
dirangkaian nomor dapat dibagi dengan angka ‘11’.
Ilustrasi:
Contoh,
ISBN 10 digit: 0-306-40615-2
S=(0x10)+(3x9)+(0x8)+(6x7)+(4x6)+(0x5)+(6x4)+(1x3)+(5x2)+(2x1)
= 0+27+0+42+24+0+24+3+10+2
= 132 : 11
= 12
Jadi
hasilnya, yaitu ‘132’ bisa dibagi ‘11’. Rumus formalnya bisa ditulis seperti
ini :
Rumus=(10x1+9x2+8x3+7x4+6x5+5x6+4x7+3x8+2x9+1x10)
mod 11 0
Meski
urutannya dibalik, hasilnya meski berbeda, akan tetap bisa dibagi ‘11’
S=(0x1)+(3x2)+(0x3)+(6x4)+(4x5)+(0x6)+(6x7)+(1x8)+(5x9)+(2x10)
= 0+6+24+20+0+42+8+45+20
= 165 : 11
= 15
Jadi
gampangnya, nomor identifikasi (satu nomor terakhir) adalah nomor penyesuaian,
nomor yang menyesuaikan seluruh rangkaian ISBN. Ketika diterapkan rumus di atas
tanpa nomor identifikasi, yang berarti 9 digit ISBN, tidak dapat dibagi 11,
maka hasil tersebut akan ditambah sedemikian rupa sehingga dapat dibagi ‘11’.
Nah nomor penambah itulah yang akhirnya menjadi nomor identifikasi. Ilustrasi :
S=(0x10)+(3x9)+(0x8)+(6x7)+(4x6)+(0x5)+(6x4)+(1x3)+(5x2)
= 0+27+0+42+24+0+24+3+10
= 130
Agar bisa dibagi oleh ‘11’, 130 harus
ditambah dengan angka ‘2’ sehingga menjadi 132, yang mana 132 dapat dibagi
dengan angka ‘11’.
Nah, lalu apa hubungan semua rumus
matematika ini dengan pengecekan penulisan ISBN? Mudah saja, terapkan rumus ini
pada ISBN yang tertera di bagian belakang buku. Jika hasil akhirnya tidak bisa
dibagi ‘11’ meski nomor identifikasi sudah ikut dihitung, maka nomor ISBN
tersebut salah tulis. Atau bisa juga nomor ISBN itu palsu. See? Piece of cake!
Kemudian, untuk pengecekan ISBN 13 digit, rumusnya
berbeda lagi. Untuk ISBN 13 digit, nomor identifikasi tidak lagi antara 0-10,
melainkan antara 0-9. Jadi di ISBN yang baru ini tidak ada nomor identifikasi
‘X’. cara mencarinya sama, nomor identifikasi menyesuaikan agar hasil jumlah
semua nomor ISBN yang diterapkan dalam rumus dapat dibagi ‘10’. Juga rumus yang
dipakainya berbeda. Ilustrasi :
Contoh 13 digit
ISBN 978-0-306-40615?
S=(9x1)+(7x3)+(8x1)+(0x3)+(3x1)+(0x3)+(6x1)+(4x3)+(0x1)+(6x3)+(1x1)+(5x3)=9+21+8+0+3+0+6+12++0+18+1+15
= 93
93 : 10 = 9
sisa 3
10 – 3 = 7
Jadi nomor identifikasinya adalah ‘7’ dan ISBN lengkapnya
adalah 978-0-306-40615-7
Jadi rumusnya
adalah :
Rumus=(x1+3x2+x3+3x4+x5+3x6+x7+3x8+x9+3x10+x11+3x12+x13)
mod 10
Kesimpulan
dari tulisan ini adalah bahwa penggunaan barcode
ISSN dan ISBN sangatlah penting untuk keperluan identifikasi buku atau majalah.
Selain itu kita juga dapat mengecek sendiri tentang angka-angka yang terdapat
di barcode ISSN dan ISBN dengan
menggunakan rumus yang telah saya jabarkan diatas.
Besar
harapan dengan adanya tulisan ini pembaca dapat lebih mengerti tentang apa itu barcode ISSN dan ISBN dan angka-angka
yang terdapat didalamnya
DAFTAR PUSTAKA
Cauchymurtopo.
(2012).Berbagai kode Negara ISBN. [ Online].
Tersedia:https://cauchymurtopo.wordpress.com/2012/10/17/mengetahui-sebuah-buku-terbitan-dari-negara-mana/.
[ 04 Juni 2016]
Herliafifah,
Riska. (2011). Cara menghitung kode
identifikasi pada issn. [Online].
Tersedia:https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chromeinstant&ion=1&espv=2&es_th=1&ie=UTF8#q=cara+menghitung+kode+identifikasi+pada+issn.
[ 02 Juni 2016].
Tubagus rangga efarasti. (2012). Tanya Jawab Mengenai
Barcode (ISBN). [ Online]. Tersedia: tubagusranggaefarasti.blogspot.co.id. [ 31 Mei 2016]
Wikipedia.
(2014). Kode batang.[Online]. Tersedia:id.wikipedia.org [ 31 Mei 2016].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar