Selamat Datang di Blog essay kami

Jumat, 01 Juli 2016

AKSARA DAN BILANGAN SUKU BATAK (Imroatul Musarofah)

AKSARA DAN BILANGAN SUKU BATAK
Imroatul Musarofah – 152151032 A
IPK : 3,83
082233638174

S
uku Batak merupakan salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia. Nama ini merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Pantai Barat dan Pantai Timur di Provinsi Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sebagai Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing.
R.W Liddle mengatakan, bahwa sebelum abad ke-20 di Sumatra bagian utara tidak terdapat kelompok etnis sebagai satuan sosial yang koheren. Menurutnya sampai abad ke-19, interaksi sosial di daerah itu hanya terbatas pada hubungan antar individu, antar kelompok kekerabatan, atau antar kampung. Dan hampir tidak ada kesadaran untuk menjadi bagian dari satuan-satuan sosial dan politik yang lebih besar.[5] Pendapat lain mengemukakan, bahwa munculnya kesadaran mengenai sebuah keluarga besar Batak baru terjadi pada zaman kolonial.[6] Dalam disertasinya J. Pardede mengemukakan bahwa istilah "Tanah Batak" dan "rakyat Batak" diciptakan oleh pihak asing. Sebaliknya, Siti Omas Manurung, seorang istri dari putra pendeta Batak Toba menyatakan, bahwa sebelum kedatangan Belanda, semua orang baik Karo maupun Simalungun mengakui dirinya sebagai Batak, dan Belandalah yang telah membuat terpisahnya kelompok-kelompok tersebut. Sebuah mitos yang memiliki berbagai macam versi menyatakan, bahwa Pusuk Buhit, salah satu puncak di barat Danau Toba, adalah tempat "kelahiran" bangsa Batak. Selain itu mitos-mitos tersebut juga menyatakan bahwa nenek moyang orang Batak berasal dari Samosir.
Terbentuknya masyarakat Batak yang tersusun dari berbagai macam marga, sebagian disebabkan karena adanya migrasi keluarga-keluarga dari wilayah lain di Sumatra. Penelitian penting tentang tradisi Karo dilakukan oleh J.H Neumann, berdasarkan sastra lisan dan transkripsi dua naskah setempat, yaitu Pustaka Kembaren dan Pustaka Ginting. Menurut Pustaka Kembaren, daerah asal marga Kembaren dari Pagaruyung di Minangkabau. Orang Tamil diperkirakan juga menjadi unsur pembentuk masyarakat Karo. Hal ini terlihat dari banyaknya nama marga Karo yang diturunkan dari Bahasa Tamil. Orang-orang Tamil yang menjadi pedagang di pantai barat, lari ke pedalaman Sumatera akibat serangan pasukan Minangkabau yang datang pada abad ke-14 untuk menguasai Barus.[7]
A.     Surat Batak 

Suratbatakadalah nama aksara yang digunakan untuk menuliskan bahasa-bahasa Batak yaitu bahasa Angkola-Mandailing, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, dan Toba. Surat Batak masih berkerabat dengan aksara Nusantara lainnya seperti Surat Ulu di Bengkulu dan Sumatra Selatan, Surat Incung di Kerinci, dan Had Lampung . Aksara ini memiliki beberapa varian bentuk, tergantung bahasa dan wilayah. Secara garis besar, ada lima varian Surat Batak di Sumatra, yaitu Angkola-Mandailing, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, dan Toba. Aksara ini wajib diketahui oleh para datu, yaitu orang yang dihormati oleh masyarakat Batak karena menguasai ilmu sihir, ramal, dan penanggalan. Kini, aksara ini masih dapat ditemui dalam berbagai pustaha, yaitu kitab tradisional masyarakat Batak.
Aksara Batak termasuk keluarga tulisan India. Aksara India yang ter­tua adalah aksara Brahmi yang menurunkan dua kelompok tulisan yakni In­dia Utara dan India Selatan. Aksara Nagari dan Palawa masing-masing ber­asal dari kelompok utara dan selatan dan kedua-duanya per­nah di­pa­kai di berbagai tem­pat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia (Casparis 1975). Yang paling berpengaruh adalah aksara Palawa. Semua tulisan asli Indonesia berinduk pada aksara tersebut.

Aksara Batak tidak digunakan pada media tulisan seperti pada batu (berupa prasasti) atau pada lempengan logam—dimungkinkan pernah digunakan tetapi belum ditemukan. Aksara Batak lebih banyak digunakan dalam media tulis berupa tabung bambu, kulit kayu, dan juga kertas.  Aksara Batak memiliki persamaan dengan aksara Kaganga meliputi aksara Rencong, aksara Kerinci, aksara Lampung, aksara Rejang, dll. Kemungkinan, aksara Batak memiliki rumpun bahasa tua yang sama dengan aksara Kaganga.
Aksara Batak adalah sistem aksara semisilabis yang terdiri dari 19 induk huruf  yang masing-masing wilayah terdapat sedikit perbedaan dalam cara menuliskannya—tergantung pada dialeknya.
Sistem aksara ini memiliki 5 hingga 7 tanda diakritik untuk menandai vokal dan konsonan akhir, atau huruf anak. Diakritik adalah tanda tambahan pada huruf yang sedikit banyak mengubah nilai fonetis huruf itu, contoh. tanda /’/ pada fonem /e/hingga menjadi /é/.
Selain vokal dan konsonan, dalam sistem aksara Batak dikenal tanda baca yang disebut pangolat dan saringar. Pangolat adalah tanda baca yang digunakan untuk mematikan aksara konsonan. Sedangkan saringarmemiliki fungsi membuat bunyi vokal dan nasal (-ng) pada huruf konsonan seperti e, i, o, u, ing, ng, dan ong.

Berikutcontohpenggunaanaksarabatakpadabeberapakalimat:
Kalimat: Jurusanpendidikanmatematilkafakultaskeguruandanilmupendidikan
Karo :Jurusanpendidikanmatematilkafakultaskeguruandanilmupendidikan
Pakpak :Jurusanpendidikanmatematilkafakultaskeguruandanilmupendidikan
Simalungun :Jurusanpendidikanmatematilkafakultaskeguruandanilmupendidikan
Toba :Jurusanpendidikanmatematilkafakultaskeguruandanilmupendidikan
Mandailing :Jurusanpendidikanmatematilkafakultaskeguruandanilmupendidikan
B.     SistemNumerasibatak
Sistemnumerasibatakberkembangsamadenganperkembanganaksaranyaberikutcontohpenulisanangkapadabataktoba:

Dalam penulisan angka pada aksara bataktoba terdapat beberapa variasi ada yang seperti diatas dengan angka 1 dengan garis horizontal dan variasi lain dengan garis vertikal begitu pun angka lain.

   







Selain itu juga terdapat juga numerasi pada aksara simalungun

Bilangan ratusan, ribuan, dan seterusnya mirip dengan bahasa Indonesia.

Digit
Bahasa Indonesia
Bahasa Batak Simalungun
100
Seratus
Saratus (sa-ratus)
1.000
Seribu
Saribu (sa-ri-bu)
1.000.000
Sejuta/Satu juta
Sajuta (sa-ju-ta)/Sada juta (sa-da ju-ta)

Mirip juga dengan bahasa Indonesia, untuk 20, 30, 40, dan seterusnya tinggal hilangkan “sam” dari “sapuluh” dan ganti dengan angka yang diinginkan. Teknik yang sama juga dapat digunakan untuk ratusan, ribuan, dan seterusnya, hilangkan "sa".



Digit
Bahasa Indonesia
Bahasa Batak Toba
20
Dua puluh
Duasampulu (du-a-pu-lu)
300
Tiga ratus
Tolu saratus (to-lu ra-tus)
4.000
Empat ribu
Opat saribu (ɔ-pat ri-bu)
50.000
Lima puluh ribu
Limasapulu saribu (li-ma-pu-lu ri-bu)
600.000
Enam ratus ribu
Onom saratus saribu (ɔ-nɔm ra-tus ri-bu)
7.000.000
Tujuh juta
Pitu sajuta (pi-tu ju-ta)
80.000.000
Delapan puluh juta
waluh sampulu sajuta (wa-luh-pu-lu ju-ta)
900.000.000
Sembilan ratus
Siah saratus sajuta (si-ah ra-tus ju-ta)

Untuk angka selanjutnya tinggal pasangkan saja kata-katanya. Misalnya:
11
=
10 (Sampulu)
+
1 (Sada)
=
Sampulu sada
12
=
10 (Sampulu)
+
2 (Dua)
=
Sampulu dua
65
=
60 (Onompulu)
+
5 (Lima)
=
Onompulu lima
98
=
90 (Siapulu)
+
8 (Ualu)
=
Siapulu ualu
486
=
400 (Opat ratus)
+
80 (Ualupulu)
+
6 (Onom)
=
Opat ratus ualupulu onom
703
=
700 (Pitu ratus)
+
3 (Tolu)
=
Pitu ratus tolu
Untukangka yang lebihbesarcontohnya
576.084.319 = Lima ratus pitupulu onom juta waluhpulu opat ribu tolu ratus sapuluh siah

Jika Kita liatdiatas,bilangan dalam bahasa Batak SimalungunHampirsamadenganbahasa Indonesia? Hal itubisaterjadikarena pengaruh bahasa Indonesia ini juga kuat pada orang-orang suku Batak yang tidak tinggal di pedalaman. Mereka biasa mengucapkan bilangan antara 10-20 seperti dalam bahasa Indonesia.

Digit
Bahasa Indonesia
Bahasa Batak Toba
11
Sebelas
Sabolas (sa-bolas)
12
Dua belas
Dua bolas (du-a bo-las)
13
Tiga belas
Tolu bolas (to-lu bo-las)
14
Empat belas
Opat bolas (ɔ-pat bo-las)
15
Lima belas
Lima bolas (li-ma bo-las)
16
Enam belas
Onom bolas (ɔ-nɔm bo-las)
17
Tujuh belas
Pitu bolas (pi-tu bolas)
18
Delapan belas
Ualu bolas (wa-lu bo-las)
19
Sembilan belas
Sia bolas (si-a bo-las)

C.     KalenderBatak
Kalender yang dimiliki suku bangsa Batak disebut dengan Porhalan yang terdiri atas dua belas bulan dengan masing-masing 30 hari. Kalender tersebut tidak pernah dipakai untuk penanggalan, melainkan untuk tujuan meramal hari yang baik atau panjujuron ari. Kelompok Batak yang sampai sekarang masih menggunakan penanggalan Batak adalah Parmalim. Parmalim adalah aliran kepercayaan yang berdasar pada agama leluhur Batak.
Orang Batak dahulu kala tidak pernah mengetahui angka tahun karena memang tidak pemah dihitung. Bulan dihitung dengan mengurutkannya sebagai bulan pertama yang disebut Sipaha Sada, bulan kedua disebut Sipaha Dua, dan seterusnya sampai bulan kesepuluh.
Bulan kesebelas dinamakan bulan Li, dan bulan kedua belas dinamakan bulan Hurung. Hari pertama setiap bulan jatuh pada bulan mati, dan hari kelima belas adalah bulan purnama. Permulaan tahun dapat ditentukan ketika rasi Skorpio (siala poriama) terbit di ufuk timur dan rasi Orion (siala sungsang) terbenam di ufuk barat yaitu di bulan Mei. Bila bulan sabit yang masih sangat tipis kelihatan menjelang maghrib di sebelah utara Orion sebelum terbenam di ufuk barat.
Empat belas hari kemudian bulan purnama terbit di ufuk timur dan mengambil posisi sebelah utara rasi Skorpio. Dari rasi Skorpio (kala) kalender Batak dapat namanya, yakni Porhalaan. Diagram kalender dengan 12 bulan dan 30 hari sering diukir pada ruas-ruas bambu. Pada setiap bulan terdapat gambar kala yang menempati tiga sampai empat hari.
Nama-nama hari dalam penanggalan Batak, yaitu
1.ARTIA
Sada ari nauli mamukka sihataon/ulaon pesta tonggo raja
=> Suatu hari baik untuk mengadakan musyawarah dalam segala hal

2.SUMA
Ari sidua pat manisia dohot pidong, ulaon na hombar sadari i marburu tu harangan, marsabbil, mangkatai
=> Hari ke dua kaki manusia dan burung, pekerjaan yang bagus dalam hari ini adalah berburu ke hutan, menjaring buruan, membicarakan sesuatu hal

3.ANGGARA
Ari na rimas mangulahon pangurupion, mambahen ubat, mangarabi, molo marburu ingkon dapotan
=> Hari naas/buang sial, sangat baik untuk berperang dan membuat obat, berburu.
=> Hari yang bagus untuk melakukan bantuan, mengobati, jika berburu pasti akan dapat.

4.MUDA
Ari si opat-opat/mangarabi hauma, manabur boni, ulaon pesta pe denggan do
=> Hari padi, sangat baik untuk menanam tanaman dan penyemaian
=> Hari ke empat/mempersiapkan sawah ladang, menyemai bibit padi, melakukan pesta adat juga bagus pada hari ini.

5.BORASPATI
Sadarion boi do pajongjong jabu, mamongkot jabu, mamungka martiga-tiga
=> Hari baik untuk berpesta, mendirikan rumah, memasuki rumah baru, mencari pekerjaan dan untuk memulai suatu usaha

6.SIKKORA
Naeng mangalangka, tu luat naleban/mangaranto, mangalului karejo, mamungka martiga-tiga
=> Hari baik dalam penentuan, melangkah ke perantauan, melamar pekerjaan, menjumpai orang besar (berpangkat), memulai berdagang, pesta perkawinan, meminang kekasih

7.SAMISARA
Ari ni raja, boi do mambahen pesta bolon (gondang) naung tinontuhon ni raja adat dalihan na tolu
=> Hari kepunyaan Raja, bisa melakukan pesta besar yang sudah ditetapkan Raja Adat Dalihan Na Tolu. 
=> Hari “Raja”, sangat baik untuk pengantin baru, pesta, kawin lari, memanggil roh, mandi bunga

8.ARTIA NI AEK
Sada ari nauli naeng mangulahon pesta, si las ni roha (marsianjuan) mamokkot jabu, alai marsada ni roha ma hamu mangulahon nasa ulaon
=> Hari baik untuk semua pesta, musyawarah, mandi bunga, memasuki rumah baru, maaf-maafan, dan memulai usaha baru.

9. SUMA NI ANGGARA
Hurang do ulina ari sadari on mangulahon nasa ulaon, boi do martaontaonan, tu ladang/aek, marburu, marsabbil, mangkail
=> Hari yang kurang baik untuk melakukan segala acara/kerja/pesta, bisa jadi sakit, ke ladang/pancoran, berburu, menjerat buruan, memancing. waspadalah dalam segala hal.

10. ANGGARA SAMPULU
Na rimas do ari sadari i, jadi ingkon manat manghuling, lobi hasuhuton bolon, pangoli anak/pamuli boru, paampehon holi tu batu na pir (marhata ogung)
=> Hari sial, berhati-hatilah dalam berkomunikasi (harus dijaga sopan santun), sangat baik untuk membuat obat baru dan memancing.

11. MUDA NI MANGADOP
Mariaia do nasa ulaon
=> Hari untuk bersantai dan hari yang sangat menggembirakan segala pekerjaan/pesta

12. BORASPATI LANGKOP
Mangadopi raja, parpangkat, mandapothon raja, na boi pangunsandean raja, dalihan na tolu
=> Hari baik untuk menyuapi orang besar (berpangkat) melamar suatu pekerjaan, memanggil roh keluarga, mandi bunga, bersekutu dengan Tuhan Yang Maha Esa

13. SIKKORA LAMBOK
Pangoli anak/pamuli boru, manuan ompu-ompu, partanda, parbalohan, mangebati natuatua, hula, boru, mamokkot jabu, dibagasan tangiang
=> Hari baik untuk pesta perkawinan, mendirikan rumah, mengunjungi orang tua atau mertua, memasuki rumah baru dan mandi bunga

14. SAMISARA PURNAMA
Ulaon harajaon bolon, mangido pasu-pasu, paebathon tu ompungna
=> Hari “Raja”, sangat baik mengadakan pesta besar, pesta muda-mudi, mengantar anak ke rumah mertua, mandi bunga

15. TULA
Losok do roha sadari on denggan do manuan harambir, mangarabi, marsonang-sonang
=> Hari sial, yang baik dilakukan menebas ladang dan menanam kelapa

16. SUMA NI HOLOM
Papunguhon sisolhot dohot angka tutur, mangido tangiang tu Mulajadi Nabolon, denggan sadarion mambahen taontaonan
=> Hari yang kurang baik, tetapi baik untuk memancing dan berburu

17. ANGGARA NI HOLOM
Ulaon parsili ni tondi, buang sial, maranggir, mangarabi, tu balian
=> Hari buang sial, mandi bunga dan membuat obat

18. MUDA NI HOLOM
Manabi eme, marbabo, mandok mauliate tu Mulajadi Nabolon
=> Hari panen padi, sangat baik untuk memulai panen padi, memasukkan padi kedalam lumbung

19. BORASPATI NI HOLOM
Pajongjong sopo sopo di balian, pajongjong batu ojahan, pature tangga ni jabu
=> Hari baik untuk menebang pohon kayu guna bahan bangunan rumah dan memancing

20. SIKKORA MORA TURUN
Mamulung nasa daon (ubat) ni sahit na adong, mamokkot jabu, laho borhat mangaranto, tu luat sileban, paampehon holi tu batu na pir
=> Hari baik untuk mengunjungi sanak famili, pindah rumah dan mengangkat tulang

21. SAMISARA MORA TURUN
Buang sial mangido tangiang, manaon (sabbil), bubu, mangkail
=> Hari baik untuk memasang jerat, memancing dan berburu

22. ARTIA NI ANGGARA
Mambahen daon (ubat) mamungka mangarabi, ulaon parsili ni tondi, mangido gogo tu Mulajadi Nabolon
=> Hari baik untuk turun ke laut, membuang penyakit, mandi bunga, membuat obat, memancing ikat dan membuat obat

23. SUMA NI MATE
Mambahen taon-taonan, marburu, marjala, mangkail tu aek
=> Hari baik untuk berburu dan memancing

24. ANGGARA NI BEGU
Palambok ate ate, mangido tangiang, mambahen daon (ubat), pasahat hamauliateon
=> Hari baik untuk memanjatkan doa, minta rejeki dan mandi bunga

25. MUDA NI MATE
Jumpang ma tingkina, mangarabi hauma, mangaranto, tu luat sileban
=> Hari padi, memanen dan pesta

26. BORASPATI NA GOK
Pasahat sulang sulang tu natua tua, tu hula hula, pangoli anak/pamuli boru
=> Hari baik untuk istrahat, membawa makanan untuk orang tua, mengganti pakaian orangtua, mengunjungi mertua, pesta pernikahan dan membuat obat

27. SIKKORA HUNDUL
Parsili ni tondi, buang sial, mangido tangiang, mambahen daon (ubat), marburu, mangkail
=> Hari penyakit, membuat obat, berburu dan memancing

28. SAMISARA BULAN MATE
Bangkol manghatai, manat mangalangka, mambahen si pir ni tondi, marburu, mangkail
=> Hari baik turun ke laut, membuat penyakit, berburu dan memancing

29. HURUNG
Humurang do uli ni ari, sadarion dohot mangalangka pe hurang do ulina
=> Hari kurang baik, berhati-hati dalam rencana/langkah

30. RINGKAR
Mangujungi panghataion naung tinaringotan hian unang marsihosoman roha, paampehon holi tu batu na pir
=> Hari baik untuk saling maaf-memaafkan (musyawarah) memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

D.     Rasi Bintang Batak

Sejak dulu ternyata nenek moyang orang Batak telah mengetahui perkiraan waktu dan rasi bintang, sebagaimana halnya dengan bangsa Yunani dan bangsa Cina.
Dalam astrologi Yunani yang banyak dianut dunia internasional, zodiak lebih dikenal nama-nama Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricoren, Aquarious, dan Pisces. Sedangkan di tanah Batak, zodiak atau Parmesana-12 dikenal dengan nama-nama: Marhumba Periuk (simbol hudon), Mena (simbol ikan), Gorda (simbol kambing), Marsoba (kupu-kupu), Nituna (cacing), Makara (kepiting), Babiat (singa), Hania (elang), Tola (pohon), Martiha (batu), Dano (air), dan Harahata (kodok).
Kelahiran 9 Februari sampai 10 Maret dilambangkan dengan simbol hudon atau dalam bahasa ramal Marhumba Periuk. Ini mempunyai sifat sosial, umumnya mereka mudah menyesuaikan diri dengan orang lain.Banyak taktiknya dan disukai orang lain. Hanya saja sering pelupa, sehingga sering dianggap sebagai orang yang ingkar janji. Cocok menjadi guru, datu, dan tabib.
Kelahiran 11 Maret sampai 12 April dlambangkan dengan simbol ikan (mena), mempunyai sifat suka mengalah, lincah, dan agak kikir serta suka bergaul dan rukun. Keberuntungannya cenderung menyukai perdamaian daripada keributan. Cocok menjadi seniman, sopir.
Kelahiran 13 April sampai 14 Mei dilambangkan dengan simbol kambing (gorda) mempunyai sifat agak cengeng dan suka akan hal-hal baru. Daya pikirnya luas dan selalu ingin berkembang dan liar. Sifat pantang mundurnya menyebabkan dia dapat menjadi pemimpin yang sukses. Cocok menjadi pegawai, guru, Datu, pengembara, wartawan, tentara.
Kelahiran 15 Mei sampai 16 Juni disebut Marsoba, dilambangkan dengan simbol kupu-kupu. Mempunyai sifat sabar, telaten, dan lamban menyesuaikan diri. Ia pemikat yang jitu. Tapi kalau sudah marah, bisa frustasi dan hancur-hancuran. Dia pandai berhemat, tetapi kalau menginginkan sesuatu tidak menanggung resiko apapun. Cocok menjadi seniman, perawat, juru runding, pemasaran, dan pengusaha.
Kelahiran 17 Juni sampai 18 Juli disebut Nituna, dilambangkan dengan cacing. Mempunyai sifat sosial. Sifatnya yang kurang baik adalah pendapatnya yang sering berubah dengan kata lain tidak berpendirian tetap. Tetapi daya pikirnya luas dan jiwanya selalu hidup tak senang pada perubahan baru. Cocok menjadi pionir, serdadu, polisi, perencana, dan pelaut.
Kelahiran 19 Juli sampai 20 Agustus, disebut Makara, dilambangkan dengan simbol kepiting. Mempunyai perasaan sangat halus dan suka menyendiri. Sifat penyayangnya amat besar, terutama terhadap binatang. Golongan ini tidak senang foya-foya, lebih senang hidup di rumah daripada bepergian. Cocok menjadi serdadu, penyawah, saudagar, tabib, dan rohaniawan.
Kelahiran 21 Agustus sampai 22 September disebut Babiat, dilambangkan dengan singa. Ia bersifat jujur, pemberani, dan terus terang. Karena itu di mana-mana ia dipercaya orang. Sayangnya dia sangat mudah naik darah walaupun cepat juga menjadi baik. Cocok menjadi serdadu, guru, Datu, pendekar, dan pelopor.
Kelahiran 23 September sampai 24 Oktober, disebut Hania dilambangkan dengan simbol elang yang berarti kesucian. Sifatnya yang tampak adalah kritis, jadi cocok kalau jadi kritikus. Dia tidak mau menerima apa saja yang diterangkan seseorang dan pekerjaannya selalu rapi. Golongan ini tidak senang menonjolkan diri di depan umum, dan firasatnya amat tajam. Cocok menjadi pedagang, saudagar, pelaut, dan pionir.
Kelahiran 25 Oktober sampai 26 November disebut Tola, dilambangkan dengan pohon. Biasanya tidak mudah tersinggung. Perasaannya halus. Dalam mengambil keputusan kadang-kadang tampak lambat sehingga sukar dipengaruhi. Kurang pandai menyesuaikan diri dalam pergaulan dan senang berpakaian indah. Cocok menjadi guru, petani, padri, tabib, dan pimpinan.
Kelahiran 27 November sampai 28 Desember dinamai Martiha, dilambangkan dengan simbol batu. Mmepunyai semangat kuat dalam menempuh segala hal. Sifatnya yang agak aneh ialah sering merahasiakan sesuatu dan tertutup. Biasanya tabah dalam menghadapi segala rintangan. Ulet dan tidak suka bersenda gurau. Cocok menjadi datuk, pendekar, peneliti, serdadu.
Kelahiran 29 Desember sampai 30 Januari disebut Dano, dilambangkan dengan air. Mempunyai sifat berani mengadu untung. Biasanya mempunyai tubuh yang kuat hingga cocok menjadi olahragawan. Cerdas dan rajin bekerja. Berjiwa sosial tinggi tetapi kadang-kadang sombong. Cocok menjadi rohaniawan, tabib, guru, intelijen.
Terakhir kelahiran 31 Januari sampai 8 Februari disebut Harahata, disimbolkan dengan kodok, mempunyai sifat tekun mengerjakan sesuatu, pantang mundur. Tetapi ia tidak mudah percaya akan omongan orang. Cocok menjadi penyanyi, sastrawan, pengarang, budayawan, wartawan, penulis.

DaftarPustaka
Ahmad,Y.S (2012).Surat Batak. [online] Tersedia:
(6 juni 2016)

Kozok,Uli.Font Batak.[online] Tersedia

Sitanggang,Lian.(2012).Astrologi Batak.[online] Tersedia http://indoparsada.blog.com/2012/07/27/astrologi-batak-zodiak-versi-batak/
(12 juni 2016)

Mulana,Batak (2016).Kalender Batak.[online] Tersedia:
(12 juni 2016)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar